keyfind

keyfind

Untitled



Tuhan tidak akan berhenti menawarkan kekayaan-Nya yang tak terbatas. Dan manusia harus bergerak menebus gejolak nafsunya demi bermandikan harta karun yang terpendam dalam dasar laut-Nya. Sang Penyelam mempersiapkan dirinya untuk melawan bahaya yang tersimpan di balik permadani biru tua itu. Rasa takut seketika lenyap dalam hitungan detik setelah angan berlalu melalui bayangan semu. Namun  laut tidak selamanya tenang. Akan ada saatnya laut bermain dengan gelombang dan ombak yang menggulung setinggi gunung dikala petir dan gemuruh menyambar kapal pesiarnya yang menanti kejayaan. Badai angin berusaha menggoyahkan keangkuhannya yang membeku lebih keras dari batu saat itu. Rintangan dan hambatan tidak hanya ia temui di kedalaman samudera yang menyimpan jutaan keindahan selain harta dan kekayaan, tetapi juga ada di atas permukaan laut yang siap menenggelamkan tubuhnya sebelum dunia terenggut oleh ketamakan manusia. 

Amarah laut mereda, ombak kembali bersembunyi dalam selimutnya. Zeus pun mulai manampakkan rasa lelahnya, petir dan amukan badai ditariknya kembali menuju kayangan. Laut yang tenang kini berubah menjadi sebuah cermin tak bernoda. Terlihat wajah penuh kepuasan dibalik mimik perih menahan derita semalam. Jangkar pun segera diturunkan, ia hanya terpaku pada kejadian di atas permukaan laut malam itu. Pikiran yang kacau mulai tersusun menjadi satu alasan yang kembali menjajah dengan arogan. Sang Penyelam tidak pernah tahu-menahu tentang apa yang terjadi pada malam lalu. Seberkas cahaya langit yang menembus gumpalan awan pagi itu telah menarik nyawanya karena tak terselamatkan sebelum dia yang telah berjuang di atas kapal mulai tersadar pada tujuan awalnya. Beningnya air yang mengalir dalam wajah itu perlahan mendidih menjadi keruh ketika asa tak utuh dalam rajutan. Raut angkara dan kepalan tangan yang menggenggam murka melengkapi ruang kebencian yang menyesakkan dada. Hati dan pikirnya bak ingin meledakkan isi perut bumi, meruntuhkan seluruh gunung yang berdiri gagah di atas tanah, merobohkan tiang-tiang langit yang terpancang kokoh sejak Tuhan menciptakannya, dan siap menarik pelatuk senjata api yang tertodong di pelipis kirinya. Perasaan sia-sia dan tidak berdaya menghimpit tubuhnya yang keropos digerogoti penyesalan. 

Kekayaan mungkin mampu mengantarkan diri pada kebahagiaan. Namun bahagia hanya mendekati kekayaan yang beralaskan sutra dan beledu yang dirajut dengan kesabaran dan hati yang bersih. Kehilangan salah satunya hanya akan memenuhi setengah harapan. Dan walaupun harapan hanya terisi setengah dari wadah mimpi dalam diri, syukur harus disertai bersamanya agar Tuhan Yang Maha Pemurah melimpahkan lebih banyak kebaikan yang tak terkira dalam setiap langkah hidup yang dijalani. Selalu ingat bahwa ujian dari-Nya hanya untuk mereka yang tahu jalan menuju surga. Dan teguran hanya diperuntukkan bagi mereka yang sadar tidak sadar mendekat pada jalur menuju neraka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar