keyfind

keyfind

Untitled



Sarapan pagi ini adalah cerca maki manusia berdarah tinggi kepada hamba Tuhan yang rendah diri. Diguyur hujan deras yang tak kunjung henti di musim penghujan ini, salah satunya sama sekali tak menunjukkan tanda-tanda ingin berhenti dari pertikaian ini. Tangisan bayi yang membumbui suasana tegang itu pun tak dihiraukan keduanya. Begitu tinggi ego yang dipertahankan mereka di usia tua yang seharusnya mampu bersikap dewasa. Terangah-angah kami pun mendengarnya. Heran mengapa yang satu terlalu percaya diri untuk membenarkan perkataannya dan satu yang lainnya terlalu hina untuk meluruskan ucapannya. Kami yang mendengar dan melihatnya pun sekejap tahu dan tertawa dalam hati melihat pertunjukkan yang didalangi oleh setan. Dua hati yang keras dengan ego yang melangit tidak bisa dibenarkan sama sekali. Disalahkan pun tidak akan ada guna karena hanya menyulut api yang lebih besar lagi. Hal ini selalu berulang hanya karena masalah seujung jari. Tak mampu membereskan dengan kepala dingin seperti tersesat dalam labirin. Tidak akan berhenti sampai tulang melunglai, suara melenyai, dan pikir pun mengusai. 

Dia dengan emosi yang meledak-ledak terus menggumami perkara palsu. Dan dia yang menjadi kambing hitam pergi melarikan diri di tengah hujan yang tengah membanjiri. Entah harus menunggu berapa lama lagi menantikan akhir dari kisah ini. Bergerak dan berbicara pun hanya akan menjadi bumerang yang tak terkendali. Seperti raja dan ratu yang tak pernah menyatu. Kami para penduduk negeri hanya bermiris hati mendengar pertikaian yang tak terlerai sepanjang hari sampai gendang telinga kami tak mampu menahan bisingnya hati. Tidak pernah bagi kami merasakan kedamaian meski dalam sehari. Ingin rasanya bagi kami pindah ke lain negeri, tetapi hati tak merelakan kami pergi dan masih ingin berbakti tanpa henti. Tuhan pun tak mengizinkan dengan menanam keyakinan dalam hati kami akan ada saat ketika semuanya akan terhenti seiring berjalannya waktu. Sekarang bukan lagi masa dimana rakyat bergantung pada raja dan ratunya, melainkan berjalan secara terbalik. Kebahagiaan raja dan ratu bergantung pada kemakmuran rakyat yang dibentuk oleh diri mereka sendiri.

Melayangkan pikiran ke angkasa dan berangan akan terciptanya keharmonisan sudah menjadi kudapan sehari-hari. Ketenangan dan kedamaian yang didambakan selalu pergi bersama angin kemarin. Para istri nelayan sibuk menyiangi hasil tangkapan suaminya pagi ini. Tak sedikit dari mereka yang mampu menghargai perjuangan suaminya yang bertarung melawan kekejaman laut malam demi mencari sambungan hidup. Segala prasangka busuk terlontar dari lidah yang tak mengenal iba. Tak ada jeda untuk menghela napas sejenak bagi lawan bicaranya. Segala cela cerca pun diterima anak-anaknya. Sayap malaikat yang dahulu menjadi perisai pun merontok karena kebuasan sang induk yang haus akan mangsa yang tak bernyawa. Sangat sulit bagi kami memaksanya untuk menghadap cermin yang terbentang luas di atas kepala. Melihat gambaran yang sama ketika orang tuanya berlaku seperti dirinya. Memperlihatkan dampak yang seharusnya dapat menyadarkan dia. Namun Tuhan selalu ditentangnya tak peduli dengan kebenaran dari luar yang berusaha merasuk dalam hidupnya yang berjarak antara dua jari yang berdampingan. Keandalannya bersilat lidah membuat siapa pun menutup mata, telinga, dan mulutnya untuk agar terhindar dari petaka yang dibawanya. Kehadirannya selalu menjadi perdebatan dan buah bibir para tetangganya. Kadang hati merasa kasihan, tetapi perangainya selalu menolak pengibaan dan malah berpegang pada kebenaran yang istan.

Mungkin tak ada seorang pun yang mampu mengubah sampai malaikat maut mencabut nyawanya. Semoga Tuhan menyayangi dirinya sebelum ditenggelamkannya ia pada lahar neraka yang haus akan dosa. Sanak saudara yang berpayung kesengsaraan juga tak lagi memiliki waktu untuknya. Mereka telah disibukkan oleh masalah yang mati satu dan di hari berikutnya tumbuh menjadi seribu. Dan kini semua digantungkan pada waktu yang berputar. Sama dengan tujuan hidup manusia pada umumnya, yaitu menghabiskan waktu di sisa hidupnya. Serahkan waktu pada mereka dan biarkan mereka beserta keinginannya yang akan mengantarkan pada akhir hidup yang setara dengan ganjarannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar