keyfind

keyfind

ketika kata keluar tanpa tujuan, maka siapa pun berhak memungutnya.


Ade Suhanda        : jika tidak ada yang memungutnya
                               bagaimana?


Kinda        : akan kutunggu sampai membusuk. ketika itulah saatnya Tuhan yang memungut bersama jasad yang terbujur kaku.


Ade Suhanda       : berarti kau biarkan menjadi sampah hingga jasad bersama tanah.


Kinda        : terlalu banyak manusia yang mengharapkan kesempurnaan dan menganggap akalnya seperti Tuhan.


Ade Suhanda       : tidak ada manusia yang seperti itu, hanya saja manusia mencoba untuk menjadi yang terbaik di antara yang baik.


Killen        : ada! mereka adalah orang-orang yang kenyang akan jabatan dan menjadikan anak tirinya sebagai budak belian.


Ade Suhanda       : Kau hanya melihat sepintas. Lihatlah dengan saksama apa arti kenyang yang sebenarnya? Jabatan, uang, dan kemilau dunia lainya hanyalah sebagian kecil pendorong agar kita kuat menjalani kehidupan dengan baik. Orang yang mempunyai jabatan tinggi di alam nyata tidak pernah tenang, pikiranya akan tercerai berai memikirkan apa yang akan terjadi dan yang sudah terjadi. Tidak kah kau kasian dengan mereka ?


Killen        : hmhm… kasihan?! Kasihan untuk para bedebah tua yang tak bertanggung jawab atas perilakunya apa pantas? Sedangkan mereka tahu para gelandang menderita karena mereka yang tak memilki rasa. Aku mungkin hanya berbekal pengalaman belasan tahun, tetapi aku tahu bagaimana sulitnya hidup di antara orang penuh dendam. Jika mereka benar memilki pikiran yang meracau mengapa tidak mencoba untuk menjadi susah? Mengapa tidak mencoba belajar menggelandang di pinggiran? Hah! Merekalah yang pantas menjadi sampah di akhirat.


Ade Suhanda       : hal yang pertama disayangkan adalah kau menanamkan benih kekurangsukaanmu terhadap apa yang ada di depanmu. Kau belum bisa menerima hal yang belum kau suka hidup beriringan dengan aktivitasmu. Jika kau tidak merubahnya kau akan selalu resah akan setiap kejadian di depan matamu. Objektivitas sebuah ukuran dimana kita bisa mampu mencerdaskan dan melepaskan tubuh kita dari kesengsaraan yang dibuat oleh pemikiran kita sendiri. Usiamu adalah dimana usia ingin memperlihatkan apa yang kau miliki dan dihargai. Kau bisa saja menggunakan cara frontal, tetapi lihatlah akibatnya. Berpikirlah mengapa semua ini terjadi. Apa untung dan ruginya bagi kamu saja jangan dulu bagi orang lain. Sesungguhnya di dunia ini tidak ada yang tidak baik jika kita tau apa penyebabnya dan bagaimana solusi penyelesaianya.


Kevin        : justru bukankah karena ketidaksukaan kita yang membuat hidup menjadi resah? Rasanya akan lebih tersiksa jika aku mencoba menceburkan diri dalam derita yang kurasa dan berusaha menikmati kehangatan yang hambar dalam air penuh duka.


Ade Suhanda       : ya.... Cobalah nikmati dan tanyakan pada dirimu kenapa semua terjadi pada mu... apa penyebabnya? Lihatlah sekelilng mu, samakah yang mereka rasakan...?
Cobalah nilai dengan hasil yang mendekati sempurna.


Ken           : apakah ini semua berawal dari kesalahan yang telah saya buat?


Ade Suhanda       : Nilailah dirimu, pantaskah kau mengeluarkan jutaan emosi hanya untuk kepuasan batinmu dan kau mengabaikan ratusan penderitaan yang tidak kau tahu? Apa yang akan kau lakukan? Egoiskah itu? Ingat semua manusia punya tanggung jawab yang berbeda beda. Kau tidak pernah tahu kejadian diluar sana di waktu yang sama ketika berontak dengan berbekal kebenaran menurut dirimu saja. Tanyakan saja pada dirimu. Tidak ada keselahan hanya saja kurang baik menjalankannya. Jika kau merasa ada kekurangan dalam proses berpikir maka ubahlah, jadikan duniamu indah walaupun hanya dimatamu saja. Karena orang lain tidak akan pernah merasakan apa yang kamu rasakan. Ciptakan duniamu dengan alur yang jelas, tema yang baik, dan klimaks yang menyenangkan.


Kinda        : aku terjebak di ruang emosi yang sempit kala diriku dihadapkan oleh pilihan besar yang mempertaruhkan hidupku di masa depan. Sedang diriku membeku di tengah kerumunan orang yang menyayat batinku dengan kata-kata mereka yang menghantam tepat di depan mataku.


Ade Suhanda       : anggaplah itu motivasi agar kau menjadi baik diantara yang terbaik. Mereka itu sayang padamu, hanya saja cara menyampaikan dan menerimanya kurang baik.


Kevin        : selama ini aku tak pernah merasa akulah yang menggenggam hidupku sendiri. Aku seperti robot yang dipasangkan mesin kendali dalam otakku oleh mereka yang mempermainkanku. Percuma juga kusesali dimana sekarang kuberdiri, kuhanya berharap tak pernah ada keluarga tiri.


Ade Suhanda       : semoga kau mengerti apa yang aku katakana. Dan semoga bermanfaat. Jangan sungkan, katakan saja apa yang kau resahkan. Jika waktu bersama kita, bilakah kita berjumpa dan saling berjabat tangan. Tidak ada yang bisa mengenggam hidupnya sendiri, hanya saja mereka menjalankan kehidupan dengan keangkuhan, keegoisan dan kecerdasaan dalam berpikir, silahkan anda pilih.


Ken           : bisakah ketiganya berjalan berdampingan?


Ade Suhanda       : tidak bisa. Karena akan saling menjatuhkan.


Ken           : bagaimana jika dua? egois dan cerdas. bukankah itu akan saling menguatkan?


Ade Suhanda       : tidak. Karena nantinya kecerdasan akan kalah oleh keegoisan.


Ken           : sungguh? Kukira cerita dalam dongeng itu akan menjadi nyata ketika keegoisan bersatu dengan kecerdasan dan melahirkan kekuatan besar berlandaskan kejahatan. Saya selalu memimpikan diri saya mendapatkan peran antagonis di atas panggung.


Ade Suhanda       : panggung hanyalah sketsa pagi bening.


Kinda        : itu perkataan yang saya ingat beberapa hari silam entah dari mana asalnya. hmmm baiklah... semua akan saya pikirkan. terima kasih Tuhan. Alhamduliiah...


Ade Suhanda       : syukurlah, segeralah bergegas agar hari esok terlihat cerah.


Ken           : siap komandan!


Ade Suhanda       : jangan lupa ucapkan basmallah.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar