Kevin-1:
Sehelai bulu hitam di antara sayap putih sang malaikat melayang jatuh di
atas permukaan air tenang dan menimbulkan gelombang kecil yang menggoyangkan
teratai diatasnya ketika tengah mengepakkan sayap dan terbang jauh meninggalkan
seekor anak angsa buruk rupa yang harus ditemaninya di tengah kesunyian malam
beselimut sinar bulan sabit yang redup. Bulu hitam yang mengambang di atas
permukaan air yang bergelombang itu perlahan menampakkan wujudnya di depan kedua bola mata anak angsa
yang malang. Apa yang dilihatnya hanyalah setitik kemunafikan yang menodai dan
mencemari air tempat ia akan memulai segalanya. Kebengisan yang ditunjukkan
oleh apa yang ditinggalkan malaikat itu telah memupuskan kebahagiaan seekor
anak angsa buruk rupa yang malang itu. Sulit dipercaya, tetapi sepertinya ini
memang sudah menjadi skenario yang telah dibukukan Tuhan untuknya.
Kevin-2:
Ketika jiwa dan pikiran manusia berada dalam kondisi yang lemah dan rentan. Hal
itu tidak menutup kemungkinan bagi setan untuk mengembuskan napas kebencian
dan kejahatan ke dalam jiwa-jiwa manusia yang hampa sehingga membuat manusia terdorong
untuk melakukan apa yang tidak orang lain duga di balik sebuah kebaikan bahkan
jika itu terjadi pada seorang yang paling kita percayai sekali pun, percaya atau
tidak, cepat atau lambat dia akan menusuk kita dari belakang. Dia akan
menancapkan belati kebencian ke arah tulang belakang dan merusak seluruh
jaringan pusat saraf. Tidak hanya itu, tetapi juga dia akan meneruskan irisan belatinya ke
arah otak, memotong semua rusuk, dan ketika telah sampai di otak, dia akan mengaduk
isi tengkorak dan menancapkannya kembali lebih dalam lagi... lagi... dan lagi
sampai dirinya puas melumuri sekujur tubuhnya dengan darah orang yang pada
awalnya ia sayangi. Dan pada akhirnya ia akan meninggalkan kita dengan
kondisi yang sangat mengenaskan tanpa rasa bersalah sedikit pun, yang ada kini
hanyalah kepuasan karena nafsu yang telah terlampiaskan.
Kevin-3:
Lebih baik seekor serigala bulan yang mencari mangsa sendirian di tengah malam
dengan segala upaya dan usaha yang dilakukannya demi mendapatkan makanan untuk
bertahan hidup daripada hyena yang hidup secara bergerombol hanya dengan tujuan
untuk merampas makanan yang telah susah payah didapatkan oleh seekor serigala
atau pemangsa lainnya. Sama halnya seperti burung pemakan bangkai yang hanya
mampu bertengger di atas dahan pohon kering tanpa dedaunan menunggu makanan
sisa dari predator lain. Alangkah baiknya jika manusia dapat mengambil sebuah
pelajaran dari konsep kehidupan hewan yang pada umumnya sering dihubungkan dengan
sesuatu yg berkonotasi negatif. Setidaknya setitik kebaikan itu ada jika kita
mencermati sesuatu yang kecil dan kita kira itu buruk.
Kevin-4:
Seperti kura-kura yang tidak peduli lagi dengan cangkangnya. Seperti seorang
violin yang lupa dengan biola kesayangannya. Seperti pelangi yang muncul hanya
dengan satu warna. Seperti buah yang jatuh dan menggelinding jauh dari pohonnya.
Seperti induk burung hantu yang terbang di pagi hari meninggalkan sarang dan
anak-anaknya yang kelaparan. Seperti awan kelabu yang tidak lagi
menyimpan air untuk kehidupan di atas tanah. Seperti katak yang tidak lagi hidup
di dua habitat. Seperti matahari yang meredupkan sinarnya karena malas disebabkan
oleh ulah manusia. Dan seperti seorang pangeran gagah berani yang kehilangan kuda, pedang, dan
prajurit setia yang senantiasa menemaninya dalam pertempuran. Mungkin hanya keajaiban
yang mampu membalikkan keadaan itu semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar