Kepulan
aksara yang rakus akan bijak
Menggerogoti
gendang telinga membeliak
Sedang hati
tiada hendak mengerti
Lagak tuli
menghias tak berarti
Memberondok
sepi lagi siang
Saksi bisu
pun menganaksemang
Bosan menunggu
petang tak kunjung datang
Tanpa daya
terjerembap dalam gamang
Bergumul jejal ketakutan
Pedih, perih
kesakitan
Mengantih
sutera jadi bendera
Dengan
tangan gundul berkawan lara
Siapa peduli
dengan setan
Pelahap bara
dari neraka
Siapa pula
menyimpan kira
Tempelak
lalu hilang kesadaran
Lalu
bagaimana dengan nasib tuan
Mengais
mimpi dalam lisan
Hanya
abstrak yang tampak
Seperti kabut
selimut budak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar